Ini Bahaya Luka di Kaki pada Pasien Penderita Diabetes - Harsindo.COM. Penyakit Diabetes dan Bahaya Luka Kaki. Komplikasi Penyakit Diabetes yang paling ditakuti adalah kerusakan sistem saraf (neuropati) khususnya di bagian kaki, sehingga membuat luka di Kaki Pasien Diabetes sulit sembuh, bahkan lebih banyak harus diatasi dengan cara amputasi.
Hal ini seperti yang dialami oleh Rumini seorang ibu rumah tangga berusia 53, yang harus rela kehilangan setengah telapak kaki kiri karena komplikasi diabetes melitus yang dideritanya.
Ibu tiga anak ini sebelumnya berprofesi sebagai pengajar senam aerobik, yang bisa mengajar senam sampai 5 kali dalam satu hari. Kondisi tersebut tentu cukup mencengangkan, karena dengan aktifitas tersebut harusnya Rumini mempunyai kondisi kesehatan yang prima.
Rumini sebelumnya tidak pernah menyadari mempunyai Penyakit Diabetes, sampai ketika melakukan cek kesehatan saat mendapat panggilan mengajar senam di Hongkong pada usia 39 tahun dari cek kesehatan tersebut diketahui, bahwa Rumini mempunyai gejala diabetes, asam urat, darah tinggi, dan alergi debu.
Meski telah mengetahui mempunyai Gejala Diabetes, rumini tidak langsung melakukan pemeriksaan lebih lanjut ke dokter spesialis dan tetap menjalani aktivitasnya seperti biasa, sampai pada tahun 2012 Rumini mengalami luka di bagian kaki kiri gan harsindo.com. Awal mula luka disebabkan saat ada bengkak dikaki, Rumini berinisiatif untuk jalan di aspal, dengan maksud agar lembut karena aspal yang panas. Padahal sebenarnya hal tersebut tidak boleh dilakukan pada pasien diabetes yang mengalami luka di kaki.
Karena Luka pada kaki Rumini tidak segera ditangani oleh dokter, bahkan dirinya sempat pergi ke luar kota untuk menengok cucu, maka luka di kaki semakin parah. Dan di pertengahan Februari 2012 dokter memutuskan untuk mengamputasi kaki Penderita Diabetes ini agar infeksi tidak menjalar ke bagian tubuh lain.
Rumini mengalami kaki diabetik, yang merupakan kondisi komplikasi saraf dan pembuluh darah besar. Kondisi ini menyebabkan penderita mengalami mati rasa (baal, kebas) di bagian kaki, sehingga penderita tidak merasakan apa-apa meskipun ada luka parah di kakinya.
Pasien Diabetes tidak boleh teledor atau menyepelekan pemeriksaan rutin yang harus dilakukan setiap satu bulan sekali. Hal ini dilakukan untuk mengontrol gula darah dan apabila terjadi luka, harus segera diatasi oleh tenaga medis untuk menghindari infeksi yang akhirnya mematikan jaringan dan akhirnya harus diamputansi.
Penderita Diabetes wajib merawat kaki, dengan cara membasuh kaki setiap hari dengan air hangat, apabila mengalami luka atau bengkak harus segera dan yang paling penting adalah menghindari berjalan tanpa alas kaki dan gunakan alas kaki yang tidak terlalu sempit agar tidak menyebabkan lecet.
Hal ini seperti yang dialami oleh Rumini seorang ibu rumah tangga berusia 53, yang harus rela kehilangan setengah telapak kaki kiri karena komplikasi diabetes melitus yang dideritanya.
Ibu tiga anak ini sebelumnya berprofesi sebagai pengajar senam aerobik, yang bisa mengajar senam sampai 5 kali dalam satu hari. Kondisi tersebut tentu cukup mencengangkan, karena dengan aktifitas tersebut harusnya Rumini mempunyai kondisi kesehatan yang prima.
Rumini sebelumnya tidak pernah menyadari mempunyai Penyakit Diabetes, sampai ketika melakukan cek kesehatan saat mendapat panggilan mengajar senam di Hongkong pada usia 39 tahun dari cek kesehatan tersebut diketahui, bahwa Rumini mempunyai gejala diabetes, asam urat, darah tinggi, dan alergi debu.
Meski telah mengetahui mempunyai Gejala Diabetes, rumini tidak langsung melakukan pemeriksaan lebih lanjut ke dokter spesialis dan tetap menjalani aktivitasnya seperti biasa, sampai pada tahun 2012 Rumini mengalami luka di bagian kaki kiri gan harsindo.com. Awal mula luka disebabkan saat ada bengkak dikaki, Rumini berinisiatif untuk jalan di aspal, dengan maksud agar lembut karena aspal yang panas. Padahal sebenarnya hal tersebut tidak boleh dilakukan pada pasien diabetes yang mengalami luka di kaki.
Karena Luka pada kaki Rumini tidak segera ditangani oleh dokter, bahkan dirinya sempat pergi ke luar kota untuk menengok cucu, maka luka di kaki semakin parah. Dan di pertengahan Februari 2012 dokter memutuskan untuk mengamputasi kaki Penderita Diabetes ini agar infeksi tidak menjalar ke bagian tubuh lain.
Rumini mengalami kaki diabetik, yang merupakan kondisi komplikasi saraf dan pembuluh darah besar. Kondisi ini menyebabkan penderita mengalami mati rasa (baal, kebas) di bagian kaki, sehingga penderita tidak merasakan apa-apa meskipun ada luka parah di kakinya.
Pasien Diabetes tidak boleh teledor atau menyepelekan pemeriksaan rutin yang harus dilakukan setiap satu bulan sekali. Hal ini dilakukan untuk mengontrol gula darah dan apabila terjadi luka, harus segera diatasi oleh tenaga medis untuk menghindari infeksi yang akhirnya mematikan jaringan dan akhirnya harus diamputansi.
Penderita Diabetes wajib merawat kaki, dengan cara membasuh kaki setiap hari dengan air hangat, apabila mengalami luka atau bengkak harus segera dan yang paling penting adalah menghindari berjalan tanpa alas kaki dan gunakan alas kaki yang tidak terlalu sempit agar tidak menyebabkan lecet.
0 Response to "Ini Bahaya Luka di Kaki pada Pasien Penderita Diabetes"