HOT! Putri Bung Karno (Rachma) Sarankan Negara Indonesia Keluar dari MEA, Kenapa? - Harsindo.COM. Rachmawati Soekarnoputri nilai Indonesia tidak siap hadapi MEA. Hal itu disampaikan putri Bung Karno, Rachmawati Soekarnoputri di sela-sela peluncuran bukunya "Presiden Soekarno dan Presiden Kim Il Sung" di Universitas Bung Karno, Jakarta, kemarin. Menurutnya, kondisi Indonesia saat ini sedang 'babak belur', sehingga sangat tidak manusia jika memaksakan harus ikut MEA yang akan mulai berlaku akhir 2015, mendatang.
Kondisi Indonesia saat ini dinilai tidak siap untuk memasuki era pasar bebas atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) gan harsindo.com. Untuk itu, pemerintah sebaiknya menolak ikut dalam MEA dan kembali kepada prinsip ekonomi kerakyatan yang sudah diatur dalam konstitusi.
"Jika rakyat masih dalam keadaan miskin seperti sekarang, mereka tidak akan bisa bersaing di MEA," ujar Rachmawati.
Menurut Ketua Yayasan Pendidikan Bung Karno ini, posisi indonesia sudah kalah” bahkan sebelum MEA itu dimulai. "Indonesia punya sumber daya alam dan sumber daya manusia sendiri, tetapi kita diwajibkan ikut peraturan MEA. Ini namanya belum apa-apa Indonesia sudah kalah 1-0," ujarnya.
Karena itu, menurut Rachmawati, Indonesia tidak perlu ikut dalam MEA yang memaksa Ibu Pertiwi ikut dalam persaingan pasar bebas. Yang perlu saat ini adalah Indonesia harus kembali ke Undang-Undang Dasar 1945. "Yang penting adalah, Indonesia harus kembali ke UUD 1945 sebelum amandemen. Setelah itu kita harus membangun negara sesuai dengan Tri Sakti Bung Karno, berdasarkan pemikiran Sukarno tentang pembangunan semesta dan sesuai dengan cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945," ujarnya.
Ajaran Tri Sakti, yang dicetuskan Bung Karno pada tahun 1963, meliputi berdaulat politik, berkepribadian dalam kebudayaan dan berdikari di bidang ekonomi. Namun, Rachmawati mengatakan konsep pemikiran tersebut sulit dijalankan pada masa sekarang, di mana menurutnya Indonesia sudah dikelilingi oleh paham neo-liberalisme yang dahulu justru ditentang oleh Bung Karno.
"Saat ini tidak satupun dari ajaran Bung Karno yang diterapkan Indonesia. Bung Karno dan Tri Sakti hanya dijadikan slogan untuk menarik perhatian rakyat dalam pemilu," imbuhnya.
MEA sendiri akan dimulai pada akhir 2015. Nantinya sebuah negara di Asia Tenggara bisa menjual barang dan jasa dengan mudah ke negara-negara lain di seluruh Asia Tenggara. Selain itu, MEA tidak hanya membuka arus perdagangan barang atau jasa, tetapi juga pasar tenaga kerja profesional, seperti dokter, pengacara, akuntan dan lain-lain.
Kondisi Indonesia saat ini dinilai tidak siap untuk memasuki era pasar bebas atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) gan harsindo.com. Untuk itu, pemerintah sebaiknya menolak ikut dalam MEA dan kembali kepada prinsip ekonomi kerakyatan yang sudah diatur dalam konstitusi.
"Jika rakyat masih dalam keadaan miskin seperti sekarang, mereka tidak akan bisa bersaing di MEA," ujar Rachmawati.
Menurut Ketua Yayasan Pendidikan Bung Karno ini, posisi indonesia sudah kalah” bahkan sebelum MEA itu dimulai. "Indonesia punya sumber daya alam dan sumber daya manusia sendiri, tetapi kita diwajibkan ikut peraturan MEA. Ini namanya belum apa-apa Indonesia sudah kalah 1-0," ujarnya.
Karena itu, menurut Rachmawati, Indonesia tidak perlu ikut dalam MEA yang memaksa Ibu Pertiwi ikut dalam persaingan pasar bebas. Yang perlu saat ini adalah Indonesia harus kembali ke Undang-Undang Dasar 1945. "Yang penting adalah, Indonesia harus kembali ke UUD 1945 sebelum amandemen. Setelah itu kita harus membangun negara sesuai dengan Tri Sakti Bung Karno, berdasarkan pemikiran Sukarno tentang pembangunan semesta dan sesuai dengan cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945," ujarnya.
Ajaran Tri Sakti, yang dicetuskan Bung Karno pada tahun 1963, meliputi berdaulat politik, berkepribadian dalam kebudayaan dan berdikari di bidang ekonomi. Namun, Rachmawati mengatakan konsep pemikiran tersebut sulit dijalankan pada masa sekarang, di mana menurutnya Indonesia sudah dikelilingi oleh paham neo-liberalisme yang dahulu justru ditentang oleh Bung Karno.
"Saat ini tidak satupun dari ajaran Bung Karno yang diterapkan Indonesia. Bung Karno dan Tri Sakti hanya dijadikan slogan untuk menarik perhatian rakyat dalam pemilu," imbuhnya.
MEA sendiri akan dimulai pada akhir 2015. Nantinya sebuah negara di Asia Tenggara bisa menjual barang dan jasa dengan mudah ke negara-negara lain di seluruh Asia Tenggara. Selain itu, MEA tidak hanya membuka arus perdagangan barang atau jasa, tetapi juga pasar tenaga kerja profesional, seperti dokter, pengacara, akuntan dan lain-lain.
0 Response to "HOT! Putri Bung Karno (Rachma) Sarankan Negara Indonesia Keluar dari MEA, Kenapa?"