Diajak Bertobat Saat Todong Anak-anak Tahfiz Pake Senjata, Densus: 'Aku Bukan Islam' - Harsindo.COM. Diajak Tobat saat Menodong Anak-anak Tahfiz dengan Senjata, Densus katakan "Aku Bukan Islam". Anggota Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah Musthofa B Nahrawardaya mengungkapkan bahwa informasi seputar ISIS (Islamic State Iraq and Syam) masih misterius, media mainstream yang ada belum bisa berhasil mendapatkan berita dari sumbernya langsung.
"Kalau mereka itu ahli, siapa yang bisa menemui Abu Bakar al Baghdadi? Tidak ada media di seluruh dunia yang bisa mewancarai beliau untuk menanyakan betulkah yang memenggal itu anak buahnya, betulkah yang melempar orang dari atas gedung itu anggota ISIS, betulkah yang memperkosa wanita itu ISIS nya anda, betulkah yang menculik anak-anak gadis itu ISIS?" ungkap Mustofa dalam sebuah diskusi di kantor PP Muhammadiyah Jakarta, Jumat malam (10/4/2015).
Dan selama ini, kata Mustofa, kita seolah-olah 'dipaksa' untuk mempercayai berbagai informasi yang beredar. "Tapi alhamdulillah ada media alternatif, salah satunya media Islam yang kemarin diblokir oleh pemerintah," ujarnya.
Menurutnya, dengan adanya media alternatif maka ada informasi penyeimbang dari media mainstream gan harsindo.com. Koordinator ICAF ini mencontohkan kasus penggerebekan rumah tahfiz quran oleh Densus 88 beberapa waktu lalu.
"Densus menggerebek rumah tahfiz dan menodong anak-anak dengan senjata, saat diprotes dan diajak tobat kepada Allah, Densus mengatakan ''aku bukan Islam''. ungkap Mustofa.
"Seandainya tidak ada media Islam berita ini tidak sampai kepada kita. Karena media mainstream tidak memberitakan hal ini," tambahnya.
Selama ini, lanjut Mustofa, media maintream melakukan brainwash (cuci otak) dengan memberitakan soal terorisme itu seolah-olah semua terduga teroris yang ditembak itu melawan dengan senjata, terjadi baku tembak, bahkan melempar bom.
"Namun media Islam mengimbanginya dengan informasi bahwa sebenarnya tidak ada perlawanan, bahwa terduga ditembak dari belakang, dan sebagainya," kata Mustofa.
Karena itu, kata Mustofa, media Islam hadir dengan berita yang mengimbangi media mainstream, sehingga media Islam penting keberadaannya bagi kita semua.
"Kalau mereka itu ahli, siapa yang bisa menemui Abu Bakar al Baghdadi? Tidak ada media di seluruh dunia yang bisa mewancarai beliau untuk menanyakan betulkah yang memenggal itu anak buahnya, betulkah yang melempar orang dari atas gedung itu anggota ISIS, betulkah yang memperkosa wanita itu ISIS nya anda, betulkah yang menculik anak-anak gadis itu ISIS?" ungkap Mustofa dalam sebuah diskusi di kantor PP Muhammadiyah Jakarta, Jumat malam (10/4/2015).
Dan selama ini, kata Mustofa, kita seolah-olah 'dipaksa' untuk mempercayai berbagai informasi yang beredar. "Tapi alhamdulillah ada media alternatif, salah satunya media Islam yang kemarin diblokir oleh pemerintah," ujarnya.
Menurutnya, dengan adanya media alternatif maka ada informasi penyeimbang dari media mainstream gan harsindo.com. Koordinator ICAF ini mencontohkan kasus penggerebekan rumah tahfiz quran oleh Densus 88 beberapa waktu lalu.
"Densus menggerebek rumah tahfiz dan menodong anak-anak dengan senjata, saat diprotes dan diajak tobat kepada Allah, Densus mengatakan ''aku bukan Islam''. ungkap Mustofa.
"Seandainya tidak ada media Islam berita ini tidak sampai kepada kita. Karena media mainstream tidak memberitakan hal ini," tambahnya.
Selama ini, lanjut Mustofa, media maintream melakukan brainwash (cuci otak) dengan memberitakan soal terorisme itu seolah-olah semua terduga teroris yang ditembak itu melawan dengan senjata, terjadi baku tembak, bahkan melempar bom.
"Namun media Islam mengimbanginya dengan informasi bahwa sebenarnya tidak ada perlawanan, bahwa terduga ditembak dari belakang, dan sebagainya," kata Mustofa.
Karena itu, kata Mustofa, media Islam hadir dengan berita yang mengimbangi media mainstream, sehingga media Islam penting keberadaannya bagi kita semua.
0 Response to "Diajak Bertobat Saat Todong Anak-anak Tahfiz Pake Senjata, Densus: 'Aku Bukan Islam'"